Misalnya, jika ada 2 anak dalam satu rumah memiliki minat yang berbeda, maka tolak ukur yang dipakai untuk menilai tidak sama. Kemudian anak juga tidak bisa dipaksakan mempelajari suatu hal yang tidak disukai. Kurikulum Prototipe akan memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa dan sekolah.. Jadi setiap anak berhak mengembangkan bakat dan minatnya.
Perbedaan mendasar antara Kurikulum 2013 dengan
Kurikulum Merdeka antara lain: Kurikulum 2013 dirancang berdasarkan tujuan Sistem Pendidikan Nasional
dan Standar Nasional Pendidikan, dalam Kurikulum Merdeka menambahkan
pengembangan profil pelajar Pancasila.
Terdapat beberapa perbedaan yang mencolok pada
jenjang SD, SMP, dan SMA yaitu:
1. *Pada kerangka
dasar, Kurikulum merdeka menambahkan pengembangan profil pelajar
Pancasila pada peserta didik, pada K13 rancangan landasan utamanya yaitu tujuan
Sistem Pendidikan Nasional dan Standar Nasional Pendidikan saja.
2. *Kurikulum13 menerapkan Jam
Pelajaran (JP) yang diatur perminggu, sedangkan kurikulum merdeka menerapkan
Jam Pelajaran (JP) diatur pertahun.
3. * Kurikulum13 mengatur alokasi
waktu pembelajaran secara rutin setiap minggu dalam setiap semester, sedangkan
di kur. merdeka dapat mengatur alokasi waktu pembelajaran secara fleksibel
untuk mencapai jam pelajaran (JP) yang telah ditetapkan.
4. * Kurikulum13 lebih menguatkan
pelaksanaan penilaian autentik pada setiap mata pelajaran, sedangkan pada kur.
merdeka yaitu menguatkan pelaksanaan penilaian autentik terutama dalam projek
penguatan profil pelajar Pancasila.
5. *Kurikulum 13 menerapkan sistem
penilaian dibagi menjadi 3, yaitu penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Pada kur. merdeka tidak ada pemisahan diantara 3 ranah penilaian
tersebut.
6. * Pada kurikulum merdeka
ini pemerintah menyediakan perangkat ajar tambahan berupa contoh-contoh modul
ajar, alur tujuan pembelajaran, contoh projek penguatan profil pelajar
Pancasila, dan contoh kurikulum operasional satuan pendidikan.
Istilah P5 adalah kepanjangan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Projek ini merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka , yang telah
diterapkan oleh hampir seluruh sekolah di Indonesia. P5 merupakan projek yang akan menemukan jawaban
atas pertanyaan mengenai peserta didik dengan kompetensi seperti apa yang ingin
dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia. P5 berupaya menjadikan peserta
didik sebagai penerus bangsa yang unggul dan produktif. Di Sekolah SD Negeri
Kuniran I ketika siswa belajar P5 ternyata siswa sangat aktif, di kelas mereka
disajikan gambar dan berita secara langsung tentang kesehatan anak dan obesitas
yang dialami anak. Mereka kemudian bisa menyimpulkan penyebab terjadinya
obesitas dan makanan apa yang seharusnya tidak dikonsumsi secara berlebihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar